Oleh: M. Agus Budianto
1. Masa Pertumbuhan Dan PerkembanganDi Indonesia agama Hindu memperoleh bentuk yang tersendiri karena anasir agama nenek moyang dimasukkan dalam agama tersebut. Di ceritakan dalam Ramayana dan Mahabarata di olah dan disadur begitu rupa sehingga berbeda dengan aslinya yang terdapat di India. Demikian pula candi-candi yang terdapat di Indonesia mempunyai bentuk yang tersendiri sehingga berlainan dengan candi-candi yang terdapat di India. Sementara itu Agama Hindu Siwa dan Agama Budha di Indonesia dapat hidup berdampingan berabad-abad lamanya. Sehingga terdapat pengaruh timbal balik di kalangan penganut masing-masing agama. Kemudian bercampur pula dengan agama nenek moyang. Terutama di Bali yang sampai sekarang sebagian besar penduduknya masih beragama Hindu.Nama agama ini yang sebenarnya adalah agama Hindu, yang kemudian berubah-ubah menurut tempat dan kemauan umat untuk menyebutnya.
Agama Hindu Bali, diartikan orang sebagai Agama Hindu yang di anut di Bali, atau orang Bali yang beragama Hindu. Sebagaimana nama Hindu Jawa, diartikan sebagai Hindu yang di anut di Jawa atau orang Jawa yang beragma Hindu.Kira-kira pada permualaan abad tarikh masehi agama Hindu tersebut masuk ke Indonesia dari India. Di Jawa Agama Hindu bercampur kepercayaan Animisme Jawa, sedangkan di Bali juga bercampur dengan kepercayaan Animisme di Bali yang telah ada sebelumnya. Orang bali sendiri menyebut agamanya ini “Gama Bali” atau “Gama Tirta”. Tirta artinya kerena secara linguistik Hindu juga berarti air (Shindu).
Perlu di ketahui, bahwa Agama Hindu Bali percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam prakteknya dapat di capai melalui perantaraan Dewa. Karena itu maka timbul gerakan/aliran seperti Siwaisme, yaitu suatu aliran yang timbul karena kebaktiannya melalui perantaraan Dewa Siwa. Demikian pula aliran Wisnu, Brahma yang kesemuanya mendasarkan asasya pada satu pegangan kitab suci yang sama, yang tedapat dalam kitab Weda sebagai sumber tertinggi. Dalam kitab Weda itu di jelaskan bagamana hubungan antara Dewa-Dewa itu dengan Tuhan Yang Maha Esa.Karena ajaran agama-agama ini banyak bersifat rahasia dan kebatinan, maka banyak umatnya yang kurang mengetahui seluk beluk agama tersebut, sehingga sering timbul exes-exes atau hal-hal yang menyebabkan mereka menanam, keyakinan yang tradisional dan selanjutnya menimbulkan beberapa aliran-aliran yang keliru.
2. Dewa-Dewa Dalam Agama Hindu Dharma (Hindu Bali) Hindu di India mengenal Dewa Brahma, Wisnu, dan Siwa (Trimurti). Namun di bali orang Hindu disana lebih memuliakan Dewa Siwa. Hal ini menunjukkan bahwa Agama Hindu di Bali termasuk sekte (aliran, madzhab) Siwa.Menurut anggapan mereka Siwa ini adalah Dewa yang berdiam gunung agung (nama gunung yang tertinggi di Bali), dan mempunyai wujud yang bermacam. Kadang-kadang berwujud sebagai: Maha Dewa-Prameswara atau Iswara Sang Hyang Sawa atau Sang Hyang Titah.Kadang-kadang pula sebagai Batara Guru atau Mahayogi. Kadang-kadang pula sebagai Mahakala dan Bairawa.Disamping mereka memeliakan Dewa Siwa, masihterdapat pula beberapa Dewa yang perlu mendapat pemujaan, misalnya: 1. Kama dan Rati: Dewa Asmara. 2. Basuki (Naga Raja di Bali) : Dewa yang menurunkan hujan. 3. Bregu (salah seorang putra Dewa Brahma): Dewa Penyabung Ayam dan Pertaruhan yang Menyertainya. 4. Kumara (putra Dewa Siwa) : Dewa Perang dan Dewi pelindung anak-anak. 5. Baruna (Waruna) : Dewa Laut. 6. Kuwera (Dewa Keyakinan). 7. Surya: Dewa Matahari dan Dewa lain-lainnya.
3. Keyakinannya
a. mereka percaya adanya Tuhan Yang Maha Esa
b. Percaya kepada Dewa-Dewa sebagai mahluk Tuhan yang mempunyai kedudukan sebagai perantara hidup kebatinan dan keagamaan antara manusia dengan Tuhan
c. Percaya adanya utusan Tuhan yang membawa ajaran-ajaran itu sendiri.d. Percaya akan adanya hari Pralaya (yaitu Hari Kiamat)
e. Percaya akan adanya kebijakan yang tertinggi yang menjadi tujuan hidup akhir.
0 komentar:
Posting Komentar